Hari ini kita check out hotel karena mau nyoba tinggal di daerah Pantai marosi yang garis pantainya sederetan dengan Nihiwatu Hotel yg langganan terpilih jadi the best hotel in the world. Kita pastinya gak sanggup nginap di Nihiwatu Hotel 😛
Sebelum check out kita foto-foto di depan pantainya Oro Beach Hotel. Oro Beach Hotel ini lokasinya masih raw banget dan daerah di sekitarnya masih hutan. Sehingga kalau musim hujan seperti sekarang banyak serangga suka masuk ke kamar. Malam pertama kami pulang ke hotel sempat shock begitu masuk banyak serangga. Begitu kami laporkan, petugas hotel langsung sigap membersihkan kamar buat kami. Kalau takut banget sama serangga dan sejenisnya gak recommend tinggal disini 🙂 Agak2 back to nature soalnya. Disini pun gak dapat phone reception. Bungalownya sendiri berAC. Walau ada juga bungalow yg blm pakai AC dan harganya lebih murah. Salah satu pro nginap disini, masakan nya enak sekali 🙂



Tadinya kita mau ke air terjun Lapopu tapi karena musim hujan akses masuk ke air terjun nya ditutup karena banjir. Jadi kita meneruskan perjalanan ke Desa Praijing



Dari desa Praijing ini kita stop dulu untuk makan siang di Restoran Daun Ubi.
Our next stop: Savana Lapale, Bukit Marosi dan Pantai Kerewe.
Kita gak foto2 di Savana lapale karena begitu sampai hujan. Hubby kecewa berat karena dia pengen banget foto2 di bukitnya Sumba dan besok sudah harus pulang duluan.

Kita akhirnya cuma lewat sebentar dan meneruskan perjalanan ke Bukit Marosi



Bukit Marosi ini bagus banget dan ternyata hamper semua lahan di bukit Marosi ini sudah dibeli oleh orang Asing 😦
Selepas bukit Marosi kami checked in dulu di Hotel Sumba Nautil sebelum jalan ke Pantai Kerewe untuk lihat sunset




Sore ini kita check in di Hotel Sumba Nautil. Sumba Nautil ini bisa dibilang hotel kami yg paling mewah selama di Sumba walau bukan sekelas Nihiwatu ya 😀
Di sekitar Sumba Nautil ini tidak ada restaurant. Restauran terdekat adanya di kota, sekitar40 menit dari hotel. jadi malam ini kita hanya makan di hotel.
