Ulasan Film – Gendut Siapa Takut

Saya tidak menyesali keputusan nonton Gendut Siapa Takut, walau judulnya kedengaran lucu. Ini film yang kocak dan sukses menghibur saya. Beberapa film Indonesia memang punya judul film unik yang sulit diterjemahkan ke Inggris tanpa kedengaran aneh, sehingga membuat beberapa orang yang peduli soal itu jadi kelewatan film yang menghibur. Saya sendiri punya selera humor yang sarkastis dan serebral, misalnya yang ada di komedi Inggris ketimbang film komedi Amerika. Jadi, film komedi Indonesia (selain Warkop ketika generasi saya, tentunya) juga tidak masuk selera saya. 

Film ini menampilkan Marshanda dan Wafda Saifan Lubis sebagai pemeran utama, dengan Pritagita Arianegara sebagai sutradara. Cut Mini, Tora Sudiro, Marthini Lio, Dea Panendra, Omara Esteghlal, dan Jihane Almira hadir sebagai pemeran pendukung.

Ceritanya berfokus pada tokoh bernama Moza, seorang gadis berukuran plus yang berprofesi sebagai penulis komedi romantis, dan dengan orangtua yang mengharapkannya segera menikah. Lalu, teman masa kecilnya yang bernama Nares, mendadak muncul meminta maaf atas segala kesalahannya di masa lalu. Cerita bergulir dengan fokus pada perkembangan hubungan mereka, yang melibatkan tokoh lainnya seperti sutradara yang ganteng, pemeran utama di film, dan sahabat Moza.

Ini film komedi romantik yang ringan, dengan cerita yang dari awal sudah lucu dan menghibur serta berbagai dialog lucu dan kutipan dari buku aslinya. Dinamisme kehidupan sehari-hari Moza sebagai perempuan berukuran plus juga ditampilkan dengan cara yang menginspirasi, lucu, dan optimis. Kisah cintanya, serta hubungannya dengan saudara laki-laki dan orangtuanya, sangat tipikal keluarga Indonesia, tetapi disajikan secara optimis. Saya harus memuji sang penulis (Alnira) atas kreativitasnya dalam menyajikan kisah sehari-hari yang inspiratif. Khususnya, saya suka nuansa positif terkait ukuran badan dalam menampilkan keseluruhan cerita yang terasa optimis dan positif. Saya juga suka bagaimana sesama anggota keluarga di sini saling mendukung dengan gaya yang humoris dan sangat ‘Indonesia’.

Saya sebelumnya belum pernah nonton film Pritagita, karena bukan termasuk genre kesukaan saya. Saya juga belum pernah nonton film dengan Marshanda atau Wafda. Saya tidak punya referensi untuk penampilan mereka sebelumnya, tapi saya bisa bilang bahwa timing komedi dan akting ringan mereka tergolong bagus. Saya tidak mengira akan tertawa terbahak-bahak saat nonton film ini, tapi ternyata itu terjadi tak hanya sekali, melainkan beberapa kali. Saya juga mendengar penonton lainnya ikut tertawa. Jadi, ini film yang bisa ditonton untuk kencan malam Minggu dan dibahas bersama pasangan atau teman kita setelahnya.

Kesimpulan: Tontonlah, selamat bergembira dan terinspirasi!

Tinggalkan Balasan